Senin, 18 Februari 2013

Runtuhnya Daulah Islam di Eropa Selatan: Perseteruan Castila dan Granada



Runtuhnya Daulah Islam di Eropa Selatan: Perseteruan Castila dan Granada


Dear all. Tulisan ini diambil dari kaskus yang gw tulis sendiri dengan ID Kudaperang2

http://www.kaskus.co.id/post/5121edab8327cfa644000004/1#post5121edab8327cfa644000004 atau http://old.kaskus.co.id/showthread.php?t=5046411 untuk versi oldnya



Assalamu'alaikum WrWb.

Trit ini pindahan dari Old Kaskus yang sebelumnya dengan editan seperlunya: Sejarah runtuhnya Daulah Islamiyah di Eropa Selatan, tepatnya di Semenanjung Iberia yang dikenal dengan Dataran Spanyol. Kebetulan Kakak Ipar ane juga dari sana, wilayah Basque. Jadi banyak yang bisa di Share.


Kilas Balik Granada:

Jauh sebelumnya, Setelah Maroko berhasil mengusir Bangsa Gothic dari Semenanjung Iberia, Spanyol menjadi sebuah kerajaan islam raksasa, perwakilan dari Kekhalifahan Umayyah di Damaskus, berturut-turut ia menjadi Kekhalifahan sendiri, lalu menjadi Kesultanan, dan terakhir menjadi negara kecil yang disebut dengan nama Emirat Andalusia. Wilayahnya hampir seluruh Spanyol, kecuali Ebro yang dikuasai Emirat Islam Qasi (dari Jerman), dan Basque yang otonom diluar dari Daulah Islamiyah, serta sebagian Portugal.

Namun pada akhirnya, satu persatu kota-kota Andalusia direbut oleh Kerajaan Aaragon, Castila, dan beberapa kerajaan kecil dari Portugal. Hingga hanya tersisa satu wilayah terakhir umat muslim, yaitu Kota Granada

Granada
Granada, atau Emirat al Granatah berdiri berhimpitan dengan kerajaan Castilla dan Aragon. Sebenarnya keinginan Castilla untuk menaklukkan Granada sudah dimulai sejak abad 13, Keinginan ini dilatar belakangi oleh kepentingan politik dan agama. Keinginan ini berbuah menjadi semangat reconquista (penaklukkan ulang). menggantikan convivencia (hidup damai berdampingan dengan Granada). Semangat ini melahirkan sekte militan besar yang bernama Sekte Maria. Tujuannya mempersembahkan tempat peribadatan Granada kepada perawan maria dan orang-orang kudus. Di tambah lagi semangat Perang Salib juga telah menyulut hingga ke spanyol.

Kehidupan Granada
Granada menjadi tempat berlindung bagi kaum muslim (moor) dan yahudi dari seluruh penjuru Andalusia, sebuah negeri kecil yang subur dengan militernya yang kuat. Disana terdapat lahan subur dengan air mengalir yang di sebut Vega, kaum bangsawan muslim banyak yang membangun vila di sana. Bahasa Arab yang berkembang di sana disebut Al Gharbi ( barat) karena banyak mengandung bahasa latin.




Foto-foto Istana Alahambra: google.com


Dua Raksasa Penghancur Emirat Granada, Castilla dan Aaragon

Keduanya adalah kerajaan yang dianggap bertanggung jawab atas hancurnya Andalusia dan Granada. Di kedua wilayah ini, sebenarnya masih ada segelintir kaum muslim dan Yahudi, yang muslim di sebut mudejar, mereka dianggap sebagai Ummat Muslim yang lemah iman karena tinggal diwilayah non islam, dan kebetulan mereka memang menyuplai segala kebutuhan militer Castila dalam melancarkan perang melawan Granada.
Sedangkan Bangsa Yahudi di sebut Converso. Nasib mereka lebih apes dari Mujedar, selain dianggap penghianat oleh bangsanya, mereka sering mendapat tekanan dan ancaman dari otoritas Spanyol, bahkan dipaksa membantu Castilla dalam menaklukkan Granada. Jika tidak mau, maka akan dibakar hidup-hidup


Tokoh Kunci Castilla-Aaragon

Ratu Isabella, Seorang ratu dari Castilla, Ia fanatik terhadap agamanya dan sangat intoleran terhadap muslim, menikah dengan raja Fernando dari Aragon. 

Raja Fernando, Suami dari Isabella, terkenal juga dengan sebutan "si tampan" Pandai meniupkan propaganda publik, dengan menyebut Fernando sebagai “kaisar terakhir yang dijanjikan yang kelak merebut Yerusalem” atau “new David” atau “yang tersembunyi”.
Don Diego Fernandez de Cordoba yang bergelar conde de Cabra, seorang Jenderal Castilla pertama yang bergelar Conde, keberhasilanya adalah menangkap Muhammad XII. Seperti yang terlantun dari bait kuno: Di dinding Baena tangan di Janggut, bersandarkan dadanya, Si Raja kecil menangisi, bagaimana ia dipenjarakan, biarpun ia telah menunjukkan keberaniannya, oleh dia yang dari cabra.
Foto-foto diatas: google.com, Thumblr.com


Kemiliteran Castilla_Aaragon


Castila memiliki agen rekrutmen militer yang di sebut Continos, sebagian besar sukarelawannya para pengangguran dan kriminal yang mendapatkan pengampunan jika ikut berperang. Selain itu ada juga tentara bayaran berupa penembak dan pemanah dari Perancis, Jerman, Italia dan kerajaan lain di Iberia, serta artileri berupa pasukan Kapak dari Swiss dan Burgundi.

Kavaleri Castilla berupa Kavaleri Ringan yang disebut jinete, menggunakan kuda dengan tombak ringan atau lembing. Sedangkan pasukan infanteri berjumlah sangat banyak, lima kali lipat dari infanteri Granada, termasuk melibatkan kaum muslim Mudejar sebagai tenaga medis, suplay makanan dan persenjataan, pemain seruling dan drum.

Namun yang paling ditakutkan adalah Ordo Militer Castilla, mereka pasukan elit yang dilatih secara khusus, terdiri dari tiga divisi utama: Ordo Alcantra, Calavatra dan yang terkuat adalah Santiago. 



Para Pemimpin Granada

Mereka adalah orang-orang yang menentukan masa depan Granada. Namun sayang, politik Castilla menyebabkan mereka terpecah belah, menjadi yang pro kepada pembaruan dan konservatif. Mereka yang pro pembaruan cenderung terbuka kepada Castilla dan menganggap Castilla sebagai teman. Sedangkan Konservatif adalah mereka yang ingin merebut kembali wilayah Andalusia lama, dan sangat anti terhadap Castilla. Keadaan ini sebenarnya menguntungkan musuh.


Tokoh-tokoh Pro Castilla/pembaruan

Muhamad XII atau Boabdil (kependekan dari Abu Abdullah). Ia memberontak terhadap ayahnya, Abul Hasan. Dan membelot dari Amir yang sah, Al Zagal. Boabdil juga Mendukung perdamaian dengan Spanyol, sosok yang kurang berpengalaman dan mudah di pengaruhi. Otoritas muslim Granada bahkan tidak mengakui kepemimpinannya 


Ibrahim Ali Al Attar, prajurit yang sudah sangat tua, namun berpengalaman, sangat berpengaruh di kehidupan Boabdil, bahkan putrinya dinikahi oleh Boabdil.








Konservatif, Anti Castilla

Abul Hasan, ayah Boabdil, Amir Granada. Selama bertahun-tahun ia berperang mempertahankan Granada dari serangan musuh, karena tidak percaya dengan anaknya sendiri, ia menunjuk adiknya, Al Zagal yang menggantikan kedudukannya sebagai Amir








Muhamad XIII, dikenal dengan nama Al Zagal, atau sang pemberani, dia adalah adik sekaligus sekutu utama Abul Hasan, paman dari Boabdil. Meneruskan cita-cita amir terdahulu untuk berperang sampai akhir

Ridwan Benegaz, Seorang Renegadoz atau penghianat Bangsa Castilla dan beralih membantu perjuangan Granada, ksatria kristen yang menjadi mualaf ini sering bertempur secara fair dengan lawannya. Selain menjadi komandan pasukan pemanah Granada, pada saat-saat akhir kejatuhan Granada ia menjadi walikota Malaga yang bertempur sampai titik darah penghabisan. Dan pada akhirnya ia menemui syahidnya tewas ditangan mantan tentaranya sendiri, Castilla





Militer Granada

Militer Granada mendapat gaji yang lebih tinggi dibandingkan musuhnya. Pusat kekuatan mereka terletak di Granada, Malaga, Ronda, dan Guadix. Terdapat 30 daerah militer dan 13 benteng, dan yang terpenting adalah Alcazaba yang terletak di sudut Alhambra. 

Tentara direkrut lewat Departemen Pertahanan atau Diwan al jaysh, dengan Jumlah kavaleri 3000 orang dan infanteri 50.000 orang. Sedangkan sukarelawan berasal dari kalangan Mujahidin Afrika Utara yang ikut berperang karena panggilan jihad. Setiap Laskar Mujahidin dipimpin oleh wali yang berasal dari daerah masing-masing yang memiliki hubungan dengan amir.

Granada juga memiliki pasukan elit militer yang disebut ma’lughun, perekrutan mereka mengikuti Mamluk di mesir atau Yanisari di Turki, kebanyakan ditugaskan menjadi Pengawal Amir. Keberanian mereka yang terkenal adalah menyamar menjadi tentara Musuh dan hampir berhasil membunuh Raja Fernando. Selain itu juga terdapat pemanah berkampak.

Para Kaum sufi dan imam juga bertugas sebagai pembimbing spiritual. 


Senjata Khas Granada

1. Kapak Pasukan berkuda yang mampu menembus baju Zirah
2. Busur silang Granada
3. Ketapel, senjata khas para pengembala yang ikut berjuang
4. Lembing azegaya, memiliki mata penembus baju zirah, berasal dari sahara selatan
5. Pedang melengkung pendek, dari Granada dan maroko
6. Belati tipis penusuk khas bangsa barbar
7. Tameng kulit berbentuk ginjal yang disebut Daraqa,akhirnya diakuisi spanyol dengan nama adarga.
8. Meriam dan senapan api.
Hanya sedikit tentara yang memakai baju zirah, kebanyakan dipakai oleh para elite militer.


Jalannya pertempuran

Tahun 1478
Amir Abul Hassan menyerang ke Kota perbatasan Castila, yaitu Zahara. Peristiwa ini di balas dengan penaklukkan Alhama oleh komandan Ordo Escaladores yang bernama Juane Ortega, ia berhasil mendirikan tangga menuju benteng, dan membawa 3000 infanteri dan 2500 kavaleri masuk. Dalam tragedi ini tentara Muslim dibinasakan oleh Castila. 
Amir Abul Hassan lalu kembali mengirimkan pasukan dari Ronda untuk merebut Alhama, namun gagal.


Tahun 1482
Ratu Isabella menyerang Granada, Amir Abul Hassan meminta bantuan dari negara-negara muslim, Turki dan Mesir menolak memberikan bantuan. Hanya sedikit bantuan yang datang, yaitu dari Maroko dan Afrika Utara. Fernando mengirimkan satu Detasemen Orde Calatrava untuk mendirikan pangkalan infanteri di bukit Albohacen guna menguasai Kota Loja. 
Komandan garnisun Granada, Ali al Attar berhasil memukul mundur Pasukan Calatrava. Satu jam kemudian, Detasemen Castilla yang lebih besar tiba untuk membantu Calatrava, namun berhasil dihalau oleh pasukan muslim, Komandan Calatrava sendiri yang bernama Rodrigo Telezz Giron tewas.
Setelah kemenangan ini, Boabdillah memberontak terhadap kekuasaan ayahnya, ia memilih berdamai dengan Castilla.keamiran pun terbelah.

Tahun 1483
Don Alfonso de Cardenas, Komandan Ordo Santiago berencana untuk menyerbu pelabuhan Malaga, ia berani melakukkan ini karena mendengar kabar bahwa Malaga hanya dijaga sedikit pasukan. Ia membawa banyak tentara amatir yang hanya menginginkan harta jarahan, akibatnya pergerakan mereka menjadi lambat.
Malaga ternyata dijaga banyak kavaleri. Al Zagal yang membawa sepasukan berkuda menghadang Santiago di lembah-lembah. Sementara Amir Abul Hassan menyerang mereka dari perbukitan. Serangan ini melibatkan pasukan terbaik yang bersenjata busur silang dan senapan api dibawah komando Ridwan Benegaz. Pasukan Santiago yang lari ketakutan dicegat kavaleri Al Zagal. 
Dalam pertempuran itu, Conde De Cifuente, seorang Komandan Castilla akan dikeroyok oleh 6 orang prajurit muslim, merasa tidak adil, Ridwan Benegaz menantangnya berkelahi satu lawan satu.

Keberhasilan ini membuat Boabdil takut dukungan rakyat kepada dirinya berkurang ia lalu menyerang pasukan Spanyol di Fuentes de Cesna, disini pasukan Boabdil kalah, Ali al Attar sendiri tewas karena melindungi Boabdil. Boabdil yang terluka lalu bersembunyi dan berhasil ditangkap Conde de Cabra.

Tidak lama kemudian, Abul Hassan hendak merebut kembali Kota Zahara dengan membawa pasukan dari Malaga dan Ronda yang berkekuatan 1500 kavaleri dan 4000 infanteri. Namun Castilla berhasil menghalau mereka dan mempertahankan Kota Zahara kembali.


Tahun 1484
Penguasa Castilla memperingatkan Genoa dan Venesia agar memutus jalur distribusi pengiriman Mujahiddin dari Afrika Utara ke Granada. Kemudian melakukan penaklukan ke Alora, Coin, Cazarabonela, Almexia dan Cartama dalam sepuluh hari. Lalu bergerak menuju lembah subur (vega) di Malaga danmembuat kerusakan di antequera, serta menguasai benteng Setenil.



Tahun 1485
Penguasa Spanyol di Sevilla mengadakan upacara Auto da Fe, membakar 19 muslim sebagai isyarat bagi mereka yang berani menentang Castilla. 5 April terjadi pemberontakan sipil muslim di Benamaquex, dan berhasil digagalkan Fernando, 101 orang digantung di tembok-tembok kota dan penduduknya di perbudak.

 auto da fe
Fernando membolehkan Boabdil pulang ke Granada, ia mendapat julukan Al Zugyubi “si malang”. Kemudian Benteng Loja jatuh ke tangan Spanyol.Al Zagal dan Gubernur Moclin serta Illora mencoba menyerang musuh yang telah menguasai vega. Namun penyerangan itu gagal, dan kedua gubernur Al Zagal beserta pasukannya tewas.

Tahun 1487
Separuh keamiran berhasil ditaklukkan, Al Zagal semakin kesulitan menghadapi spanyol, terlebih lagi kini boadil telah resmi menjadi pendukung Spanyol. Satu-satunya harapan Al Zagal adalah menghancurkan artileri berat Spanyol sebelum Velez Malaga dibombardir. Namun sebelum rencana itu terjadi, pasukan Fernando telah mengepung kota. Ridwan Benegaz yang saat itu menjadi Gubernur Granada diminta untuk membatalkan seragan. 
Dalam sebuah usaha pelarian Al zagal dipaksa tunduk kepada Boabdil dan Ridwan sendiri dipaksa menyerah. Ferando memasuki velez Malaga dengan senyum kemenangan.

Keadaan semakin mencekan, ketika Castilla mengizinkan acara arak-arakan yang menbawa kepala orang-orang Andalusia. Dalam satu kesempatan, seorang Ghuzzat membiarkan dirinya ditangkap oleh tentara spanyol, di sebuah tempat ia bertemu dengan sepasang pasutri bangsawan spanyol yang sedang bersantap ria, dikiranya itu adalah fernando dan Isabella, dengan cepat ia mengeluarkan belatinya dan melukai kedua bangsawan itu. Malang, ia sendiri akhirnya dibunuh, Isabella meminta agar jenazahnya di mutilasi lalu di lempar ke Malaga. Sejak itu ratu Isabel selalu dijaga oleh 200 pasukan. Di Malaga, jenazah itu dijahit lalu dimakamkan sebagai syahid.

Tidak lama kemudian Malaga menyerah, Panglima Granada, Hamid al Zagri yang tertangkap kemudian dipenjara, dicuci otak dan dikirim ke Roma untuk dijadikan pengawal Paus. Nasib buruk menimpa pasukan Moor, mereka mengalami perlakuan kejam, terutama renegadoz, mereka menjadi sasaran hidup untuk permainan lembar tombak. Sementara para pasukan spanyol yang desersi dan kaum converso dibakar hidup-hidup.

Tahun 1488
Al Zagal melarikan diri ke Aljazair dan wafat disana dalam keadaan miskin. 

Tahun 1490
Boabdil yang sebelumnya pro ke Castilla kini bangkit melawan Spanyol. Bersama Musa Ibnu Ghazan ia mendorong pemberontakan di Guadix, dan menyerang Pasukan Spanyol yang sedang menyebrang jembatan Pinos Puente, lalu merebut Benteng Maracena dan Ulduy. Namun mereka gagal menyerang Salrena dan Pelabuhan Adra. 

Lama-lama kekuatan Boabdil melemah, dalam keadaan sedih Boabdil meminta bantuan Sultan Mesir, namun tidak ditanggapi, karena sultan baru saja meminta bantuan angkatan laut Spanyol untuk menyerang Turki. Begitupun Turki yang tidak bias memberikan bantuan karena sedang sibuk dengan penaklukan Eropa Timur. Boabdil lalu meminta bantuan kepada penguasa Fez, Maroko dan Al Jazair namun tidak diindahkan, mereka lebih suka bermitra dengan Spanyol.

Musa dan Boabdil dengan sisa kekuatanya lalu menyerang Spanyol, namun gagal, inilah serangan terakhir mereka. Fernando dan Isabella lalu membuat perjanjian dengan Boabdil. Boabdil mendapat wilayah Alpujaras yang tidak diinginkan spanyol. Sedangkan Musa menolak ambil bagian, ia meninggalkan tempat perjanjian, lalu pergi membawa senjata lengkap sambil mengendarai kuda. Di Rio Nil, ia menantang sekelompok ksatria spanyol, Musa yang berhasil membunuh beberapa orang terluka parah lalu menghilang.


Kekalahan Granada
1 januari 1492, Penduduk Moor memandang Boabdil dengan tatapan dingin, sebagian menangis dan pasrah. Karena mereka sadar, tidak lama lagi mereka akan kehilangan segalanya, tanah, keimanan, harta, dan keluarganya. Boabdil menyerahkan kunci kota kepada Isabella dan Fernando. Umbul-umbul kerajaan dikibarkan di Alahambra. 




“Santiago!, castilla! Untuk Don Fernando dan Dona Isabella yang maha tinggi lagi perkasa, yang telah merebut seluruh Granada dengan kekuatan senjata dari tangan Moor kafir!” ucap Boabdil. saat itu adalah hari terburuk dalam catatan sejarah muslim, satu bencana yang paling mengerikan yang pernah terjadi dalam peradaban islam. Menurut cerita, Boabdil lalu pergi meninggalkan Granada dengan didampingi ibundanya, Fatimah, sambil mengucurkan air mata ketika melintasi jalur pegunungan, Fatimah terus menghiburnya. jalur yang dilewati Boabdil itu masih terkenal sampai sekarang sebagai “Jalur helaan nafas terakhir sang Moor”.

Berbeda dengan Musa Ibnu Ghazan, ia memakai baju perang lengkap dan menuju sekelompok tentara Castilla, ia menemui syahidnya tertembus panah dan pedang musuh, sesuai dengan keinginannya yang terakhir: Syahid di bawah tembok Granada.


Tambahan: Istilah2 yang berkembang pada masa reconquista
Mudejar : orang Moor atau Muslim Andalusia yang tinggal di daerah penaklukkan Castilla dan Aaragon. Sebagian menganggap mereka golongan murtad.
Renegadoz: Atau penghianat, sebutan bagi orang2 dan tentara Spanyol yang bergabung dengan Keamiran Granada-Andalusia. Cerita yang terkenal adalah "Ridwan Benegaz" Komandan pasukan Granada yang merupakan Renegadoz Castilla
Converso : Golongan Yahudi yang beralih memeluk agama nasrani, kebanyakan terjadi karena paksaan
Vega : Tanah subur di Granada
Al Gharib : Bahasa Arab yang berlaku di Iberia, agak berbeda dengan bahasa Arab di Jazirah Arab
Reconquista: Penaklukkan kembali. Yaitu paham yang berkembang untuk menghentikan masa damai dengan kaum muslim, dan kembali ke masa pertikaian, tujuannya untuk merebut Granada.
Auto da Fe : Ritual suci bagi para bangsawan dan rohaniwan Castilla, meliputi pembakaran para pelaku bid'ah dan penentang Castilla.
Santiago dan Calatrava : Kesatuan elite Pasukan Castilla dan Aaragon
Diwan al Jayish : Semacam Departemen Pertahanan milik Keamiran Granada


Spanyol Sekarang (dari kakak ane fotonya gan)

Bangunan berarsitektur Moor


Lembah Sungai Ebro yang subur, disebut juga Vega


Pegunungan Alpujaras, saksi pertempuran Castilla melawan Moor


Sumber: Runtuhnya Islam Spanyol, Gramedia, History of Arab, Serambi.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar